Tahun 2019 agaknya bukan merupakan tahun yang baik bagi bisnis penerbangan dalam negeri. Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Airnav Indonesia melaporkan angka, angka penurunan jauh merosot dari target sebesar lima persen.
“Tahun ini memang kita penurunannya hampir 18 persen,” kata Direktur Utama Airnav Indonesia Novie Riyanto dilansir Antara.
Bukan hanya penerbangan domestik, penurunan juga terjadi pada penerbangan internasional. Akan tetapi, penurunannya tidak sebanyak penerbangan domestik. Laporan Airnav Indonesia, penurunannya hanya 0,1 persen. Angka ini jauh lebih rendah dari yang ditargetkan lima persen.
Meski begitu, pergerakan penerbangan internasional justru membantu berkontribusi dalam menutupi pendapatan dari pergerakan penerbangan domestik yang anjlok.
“Penurunan pergerakan memang berat ya bagaimana imbas ke Airnav, tapi pendapatan kita 60-78 persen lebih banyak dari internasional,” katanya.
Lesunya industri penerbangan bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di luar negeri. Berdasarkan data International Air Transport Association (IATA), secara global terjadi penurunan penumpang sebanyak tiga persen dibandingkan 2018.
Penerbangan kargo pun menurun hingga lima persen dibandingkan 2018. Sepanjang 2019, Airnav juga mencatat kecelakaan yang diakibatkan karena sistem lalu lintas udara (ATS), yakni nihil atau zero accident.
Sementara itu, berdasarkan data Angkasa Pura II, penumpang Bandara Soekarno-Hatta menurun hingga 11 juta penumpang. Sepanjang 2019 penumpang di bandara tersibuk di Indonesia itu hanya 54,2 juta penumpang, padahal tahun lalu mencapai 65,6 juta penumpang.
Adapun penurunan penumpang di seluruh bandara yang dikelola AP II sebesar 18,85 persen. Bandara Soekarno-Hatta mencatatkan penurunan terbesar. Sedangkan Bandara Kualanamu mengalami penurunan 2,5 juta penumpang dari 10,4 juta penumpang sepanjang 2018 menjadi 7,9 juta penumpang sepanjang 2019.
Bagaimana bisnis ini di tahun 2020? Kita tunggu bersama.
0 Komentar